Otomania
Translate this page from Indonesian to the following language!
Ingin pasang Translator di blog? Klik disini!
Ingin pasang Translator di blog? Klik disini!
Jumat, 15 Juli 2011
si sederhana dengan warna yang menarik....
Teks Ari Budiadnyana, Foto Internet
Bersepeda sedang naik daun sekarang ini. Apalagi kalau naik si fixie.
Dalam era serba bermotor saat ini, ternyata keinginan untuk bersepeda justru sedang tinggi-tingginya. Toko-toko sepeda pun tidak sepi pelanggan. Sepeda yang dijual laris manis bak kentang goreng, bahkan ada yang kehabisan stok. Sepeda-sepeda yang dijual pun beragam, dari Mountain Bike (MTB) hingga yang menjadi trend saat ini, si sepeda lipat alias seli.
Setelah Sepeda Seli ini, ada lagi muncul jenis sepeda baru yang mulai banyak digunakan oleh para goweser, terutama saat Car Free Day di Renon, Denpasar, Bali. Sepeda tersebut adalah sepeda jenis fixie atau sering disebut dengan jenis fixed gear.
Sepeda ini datang dengan kesederhanaan dan dengan tampilan unik yang biasanya dibuat ngejreng. Tidak ada kabel-kabel yang melintang kecuali kabel untuk rem depan. Apa dan bagaimana sepeda fixie itu? Berikut penjelasan singkatnya.
Kata Fixie berasal dari kata Fixed Gear. Apa itu Fixed Gear? Fixed Gear ini adalah, gear belakang yang dibikin mati dengan hub (as) roda belakang. Jadi pedal sepeda akan ikut berputar saat roda perputar. Untuk mengerem atau mengurangi laju sepeda, cukup dengan menahan putaran pedal ke arah belakang (untuk yang tidak menggunakan rem depan). Dulu sering disebut dengan Doltrap. Dan sebenarnya ini lah hal utama yang membedakan sepeda fixie dengan jenis sepeda lainnya.
Jangan salah pengertian dengan Torpedo. Kalo torpedo adalah pedal masih bisa berhenti mengayuh saat roda belakang berputar. Persamaannya, untuk mengerem sama-sama dengan menekan pedal sepeda ke arah belakang. Banyak yang salah pasang gear ini sehingga keinginan membuat sepeda fixie justru malah jadi sepeda single speed dengan torpedo.
Untuk speed sendiri kebanyakan menggunakan single speed, sehingga sepeda fixie akan memberikan kesan sederhana baik dalam tampilan karena tidak adanya kabel-kabel gear speed yang melintang dan mekanik gear yang membikin menjadi rame. Dan juga kemudahan perawatan.
Nah, hal lain yang mencirikan sepeda fixie adalah pada frame. Sebenarnya tidak ada aturan baku untuk frame ini. Ada yang menggunakan frame MTB, bahkan frame low rider. Namun kebanyakan menggunakan frame sepeda balap kuno, dengan fork (garpu depan) yang pipih. Mungkin menggunakan sepeda balap, tampilan akan lebih minimalis dan ramping.
Frame bisa dipilih dari yang besi maupun yang alumunium biar lebih ringan namun harga lebih mahal. Warna frame body pun dicat lebih genjreng (ini juga menjadi daya tarik sendiri untuk sepeda fixie) seperti putih, merah, kuning, hijau dan lain-lainnya.
Untuk stang sendiri tidak lagi menggunakan stang model tanduk domba, kebanyakan menggunakan model stang lurus seperti model MTB. Untuk roda dan ban sendiri, menggunakan ban tipis dengan lingkar ban yang besar biasanya yang 27″. Warna ban dan velg pun dipilih warna-warna yang genjreng juga, putih, merah, kuning, dll.
Sadel, dipilih sadel yang model tipis/langsing agar sesuai dengan frame. Sadel dipilih sesuai selera dan kenyamanan dalam bergowes. Warna pun dipilih yang genjreng. Untuk biaya memiliki fixie ini dapat relatif lebih murah apalagi kalau kita merakit sendiri, dan lebih bersabar dalam memburu komponen-komponennya.
Yang perlu diperhatikan lagi saat bergowes dengan si Fixie ini adalah, keamanan, kenyamanan, dan sejenisnya. Kenapa, karena saat mengayuh sepeda fixie ini, pedal akan terus berputar saat roda belakang berputar. Terutama saat jalan menurun, harus pandai-pandai mengatur pedal dan putaran roda. Terlebih lagi tidak menggunakan rem depan.
Untuk keamanan ini maka sebaiknya menggunakan rem depan. Selain itu saat jalanan berbelok dan menurun dapat dibayangkan jika pedal pada saat berbelok ada diposisi bawah, dapat menyebabkan benturan dengan badan jalan. Kemungkinan cidera akan semakin besar terutama pada dengkul, karena harus menahan putaran roda belakang untuk mengurangi laju sepeda. Jangan sampai mau bertrendi ria dan bergowes malah menjadi cidera. Kita harus membiasakan diri dulu menggunakan sepeda fixie ini sebelum menggunakannya untuk medan yang berat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar