contohnya club Rolling door
Berangkat atas kesukaan yang sama terhadap sepeda fixie, sekumpulan anak muda asal Cempaka Sari inipun membentuk komunitas. Uniknya, nama Rolling Door diambil dari bahasa orang sakit jiwa!
Mendengar Rolling Door pasti membuat orang langsung berpikir kepada sebuah pintu dorong. Namun, dalam sebuah perkumpulan sepeda fixed gear (Fixie), nama ini dipakai oleh komunitas yang terletak di Jalan Cempaka Sari V, Cempaka Putih Utara Jakarta.
Komunitas ini berdiri tak lepas dari komunitas fixie di Kemayoran. Berhubung komunitas di wilayah itu agak sedikit vakum, membuat sebagian anggotanya beralih nongkrong ke sebuah bengkel motor di Cempaka Sari V. Dan, kegiatan itu dimotori oleh Ferry Louis. Dari Ferry lah, komunitas Rolling Door terbentuk."Awalnya hanya kumpul-kumpul di bengkel dekat rumah, karena komunitas di Kemayoran agak vakum," ujar Ferry usai pemutaran film Jakartrack di Taman Ismail Marzuki, Jumat malam. Ferry yang kerap nongkrong di bengkel, lama-lama mengajak teman-temannya berkumpul dan menggunakan sepeda fixie.
Komunitas ini resmi terbentuk empat bulan lalu. Selama itu, anggota mereka sudah mencapai 20-an orang lebih. Kegiatan mereka kumpul setiap Rabu dan Jumat malam di Menteng, mulai pukul 20.30 WIB.
Komunitas ini berdiri tak lepas dari komunitas fixie di Kemayoran. Berhubung komunitas di wilayah itu agak sedikit vakum, membuat sebagian anggotanya beralih nongkrong ke sebuah bengkel motor di Cempaka Sari V. Dan, kegiatan itu dimotori oleh Ferry Louis. Dari Ferry lah, komunitas Rolling Door terbentuk."Awalnya hanya kumpul-kumpul di bengkel dekat rumah, karena komunitas di Kemayoran agak vakum," ujar Ferry usai pemutaran film Jakartrack di Taman Ismail Marzuki, Jumat malam. Ferry yang kerap nongkrong di bengkel, lama-lama mengajak teman-temannya berkumpul dan menggunakan sepeda fixie.
Komunitas ini resmi terbentuk empat bulan lalu. Selama itu, anggota mereka sudah mencapai 20-an orang lebih. Kegiatan mereka kumpul setiap Rabu dan Jumat malam di Menteng, mulai pukul 20.30 WIB.
Di sana, mereka kerap riding bersama komunitas lain. Saat car free day berlangsung, Rolling Door juga sering memanfaatkan waktu untuk menggowes sepeda bersama.
"Kalau hari-hari biasa, kami sering kumpul di bengkel Oling dekat rumah," ucap pria yang sering mengikuti kompetisi sepeda ini. Dari seringnya kumpul dibengkel, mereka pun mendapat inspirasi nama Rolling Door.
"Kalau hari-hari biasa, kami sering kumpul di bengkel Oling dekat rumah," ucap pria yang sering mengikuti kompetisi sepeda ini. Dari seringnya kumpul dibengkel, mereka pun mendapat inspirasi nama Rolling Door.
Menurut Ferry, nama Rolling Door mereka ambil dari kata-kata orang yang mengalami gangguan jiwa. Nah, orang yang mengalami gangguan jiwa itu selalu berada tak jauh dari tempat nongkrong mereka.
"Orang yang mengalami gangguan jiwa itu sering bicara Rolling Door, Tahan Nafas dan Mbah Kardi," terang Ferry seraya tersenyum.Awalnya, mereka heran mendengar kata-kata tersebut. Lama kelamaan, menjadi terbiasa dan memutuskan memakai nama Rolling Door sebagai nama komunitas. Kenapa, karena enak didengar serta mereka kumpul tidak jauh dari kediaman masing-masing.
Nah, bagi yang berminat gabung, bisa langsung langsung datang ke tempat mereka kumpul. Pendaftaran tidak dikenakan biaya, hanya mereka menerapkan uang kas. Itupun tidak dibatasi alias anggota sukarela memberikan. Nantinya, uang kas digunakan untuk mendukung acara-acara mereka.
"Intinya kita kebersamaan," tegas Ferry. Rata-rata anggota Rolling Door masih duduk di bangku sekolah, mahasiswa dan pekerja. (Subhan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar